iLustrasi Tukang Ojeknya Wanita

Hari ini ngantor lagi. Saya turun di lampu merah Juanda. Manggil tukang ojek. Tawar menawar.

“Berapa?” tanya saya

“Tujuh ribu…” katanya

“Lima ribu deh…” saya tetap menawar.

“Oke….” deal, dan saya pun menumpang ojeknya.

Saya baru nyadar, ternyata tukang ojek yang saya tumpangi perempuan.

“Mba.. kok ngojek…”

“Iya nih, buat ngasih makan anak…” jawabnya

“Suaminya kemana?” tanya saya

“Udah misah… baru 3 bulan yang lalu…” jawab dia lagi, datar

“Kerja suaminya apaan dulu?” saya penasaran

“Supir angkot…” jawab dia.

“Oh gitu…” saya ngga nerusin tanya jawab di ojek itu, takutnya dia sedih, konsentrasinya terganggu, dan bisa jatuh deh. Mana hujan rintik-rintik lagi.

Saya memperhatikan dari belakang. Dia pake helm yang ada tulisan Djarum Black. Di jaket warna kuningnya yang dikancing erat, tulisan warna hitam, jelas banget Black Motor Community. Rupanya dia satu-satunya wanita yang jadi tukang ojek disitu. Beruntung saya bisa ketemu dengannya. Bisa ngobrol bentar.

Tak terasa, kantor saya sudah sampai. Saya turun. Dan memberikan uang Rp 10.000,-

“Kembaliannya buat anak Mbak di rumah” kata saya. Deal yang semula Rp 5.000, malah jadi Rp 10.000. Ceritanya sedikit mengubah cara pandang saya tentang wanita.

“Makasih mas….” jawabnya.

Saya melihat tukang ojek wanita itu pergi. Tampaknya tegar. Dalam hati, saya hanya membathin, memang cuma itu yang bisa saya bantu. Wanita itu memilih tidak menyusahkan siapa-siapa. Berusaha menjadi solusi, paling tidak bagi dirinya sendiri, semoga kelak bagi keluarganya juga.

0 komentar: